Tentang Blog!

Blog ini dibuat untuk mengumpulkan tulisan dari mahasiswa, rekan kerja, alumni, dosen, atau siapa pun yang mengenal dan punya pengalaman berkesan dengan mas Eric. Kumpulan tulisan ini akan dibukukan, untuk diberikan kepada mas Eric pada 18 Mei 2011, saat pesta perpisahan beliau. Tulisan bisa dikirimkan ke: octovary@gmail.com, paling lambat 15 Mei 2011.


Kumpulan tulisan sudah dibukukan dan diberikan ke mas Eric, sekaligus ke semua penulisnya.. Tanggapan hangat dari mas Eric juga sudah disampaikan ke semua penyumbang tulisan, bisa dilihat dari blog mas Eric di:

Terbaik Milik Mas Eric

#tribute-to-mas-eric-24

Banyak orang bilang Mas Eric itu galak.
Banyak orang bilang Mas Eric itu pintar.
Banyak orang bilang Mas Eric itu absurd.

Kalau menurut saya, Mas Eric itu ya Mas Eric.

Buat saya, Mas Eric itu orang yang bisa dengan santai dan senyum-senyum bertanya, “Eh, si R apa kabar?” padahal saya dan R sudah putus berbulan-bulan sebelumnya dan dengan sukses membuat hati saya yang baru mulai sembuh kembali tersobek-sobek.

Buat saya, Mas Eric itu orang yang mengijinkan teman perempuannya yang ketakutan karena pintu kamar digedor pemabuk tengah malam buta, untuk tidur di kamarnya. Kejadian ini ber-setting di sebuah negara yang punya festival bir.

Buat saya, Mas Eric itu bisa menolak memberikan pisang yang menjadi bagian dari nasi kotaknya ke seorang ibu hamil yang tengah ngidam pisang. Mas Eric dengan santai malah memakan pisang itu di depan ibu hamil dan berkata dengan muka pengen ditimpuk, “Enak loh pisangnya.” Sampai hari ini, mantan ibu hamil itu nampaknya masih memendam dendam jika diingatkan mengenai penolakan Mas Eric.

Buat saya, Mas Eric itu bisa membuat siapapun yang berbicara dengannya, merasa jadi orang paling penting di dunia.

Buat saya, Mas Eric boleh minta ke saya untuk dibuatkan (atau dituangkan) minuman atau makanan apapun yang saya bisa, cuma untuk mendengarnya bilang, “Makasih ya, Dinast....” dengan nada suara super manis dan senyum mesam-mesemnya yang gak dia perlihatkan ke semua orang.

Buat saya, rapat tanpa Mas Eric pastinya gak seru karena berkurang satu tukang protes di kantor.

Buat saya, kantor tanpa Mas Eric akan jadi sepi karena saya kehilangan teman yang punya hobi berpakaian sama: kemeja, jeans, dan sneakers.

Buat saya, mantan bilik Mas Eric yang penuh sesak dengan berbagai buku (termasuk yang berbahasa Jerman), membuat saya selalu ingat bahwa saya punya banyak banget buku yang belum saya baca.

Buat saya, upacara pernikahan yang membuat saya berjanji untuk kelak juga menikah secara sederhana adalah pernikahannya Mas Eric dan Atink (tentunya tanpa Putera Altar yang semua sudah bangkotan dan kaku itu ya).

Mas Eric yang saya kenal adalah teman diskusi yang bersedia mendengarkan, teman nongkrong yang selalu membuat saya kangen berat akan kantin Psiko UI, teman beristirahat di dapur yang lucu dan bisa sok imut, dan teman dengan mimpi-mimpi idealis yang masih belum sempat terurai semua.

Saya sungguh berharap semua hal yang terbaik bisa jadi milik Mas Eric (Hey, it rhymes!).

Dinastuti (soon-to-be mantan kolega, supplier fermentasi dan wine, pembuat dan penyedia roti bakar, pembuat teh, a well-wisher.)

No comments:

Post a Comment