#tribute-to-mas-eric-10
Pada suatu hari, seusai mengikuti kuliah Metode Penelitian I, segerombolan mahasiswa baru, termasuk saya, berkumpul di depan kelas yang terletak di gedung yang acap kali disebut BKS. Layaknya lulusan SMA yang baru mendapatkan status mahasiswa, topik pembicaraan kami pada saat itu tidak jauh dari dosen, khususnya Mas Eric. Beliau ini waktu itu baru saja memberikan kami tugas untuk menonton sebuah episode dari serial televisi CSI. Kesan pertama kami, 'Wah keren, tugasnya disuruh nonton!!'. Itulah kesan awal saya terhadap mata kuliah Metpen I: "KEREN".
Seiring dengan berlangsungnya perkuliahan di semester pertama, saya dan beberapa teman saya mendapat kesan bahwa beliau galak dan terlalu abstrak. Namun kami semua setuju bahwa beliau itu kritis. Beliau juga mengharapkan kami, mahasiswa yang diajar olehnya pada saat itu, turut menjadi kritis.
Dua tahun berlalu, saya kembali ke kelas yang sama dan mengikuti perkuliahan Mas Eric selama dua semester. Saat itu saya bukan lagi mahasiswa baru, namun bersama dengan dua orang teman saya, kami menjadi asisten dosen beliau untuk mata kuliah tersebut. Tak banyak yang berubah dalam perkuliahan itu, selain penjelasan berbagai konsep dengan menggunakan contoh yang lebih up-to-date bila dibandingkan saat dulu mengajar angkatan saya. Hanya sedikit pengetahuan saya yang bertambah mengenai pribadi mas Eric, namun di saat yang bersamaan, ada jauh lebih banyak hal yang saya pelajari dari perkuliahannya selama satu tahun tersebut.
Dua tahun belakangan ini, saya kembali bertemu dengan konsep-konsep penelitian yang telah diperkenalkan oleh Mas Eric hampir tujuh tahun yang lalu. Hingga saat ini, saya masih belajar dan terkadang tak luput dari usaha mengorek-ngorek ingatan saya tentang isi perkuliahan beliau. Ada satu hal lain yang saya sadari dan baru dapat saya ungkapkan, mengenai ketertarikan saya terhadap perkuliahan mas Eric di luar label ‘keren’ yang saya sebutkan sebelumnya. Dalam perkuliahannya, ia tak sekedar mengajar agar kami mengerti, tetapi juga mendidik kami agar menjadi kritis. Beliau mendorong kami untuk terus memperkaya diri dengan pengetahuan baru dan mengkritisi segala hal.
Kesan galak di awal hanya sebatas persepsi saya sebagai mahasiswa baru saja. Begitu pula dengan kesan bahwa beliau terlalu abstrak. Bisa jadi label 'terlalu abstrak' tersebut kami ciptakan untuk memudahkan saya dan rekan-rekan saja. Kini, jika dipikirkan kembali, saya lebih tertarik dengan pemikiran bahwa "Jangan-jangan dulu itu otak saya saja yang belum 'nyampe'".
Anyway (kata-kata yang sering digunakan oleh mas Eric ketika perkuliahan berlangsung), saya ingin berterima kasih pada beliau atas didikan yang terbilang singkat namun sangat berkesan bagi kami. Mewakili teman-teman lain yang juga ada dalam tulisan ini, saya mengucapkan selamat menempuh lembaran baru kepada Mas Eric. Mungkin ketika jalan kita bersimpangan lagi, ada hal baru lainnya yang dapat kami pelajari.
Saya yakin berakhirnya masa mengajar di Fakultas Psikologi Atma Jaya, bukanlah sebuah akhiran bagi beliau, melainkan merupakan awal dari perjalanan baru untuk memperluas didikannya. Selamat berpetualang, mas!
Salam,
Irene Raflesia (mahasiswanya mas Eric, angkatan 2004)
*ditulis oleh seorang mahasiswi yang cukup penasaran apakah Mas Eric masih menggunakan tas yang menjadi ciri khasnya dulu.
Pages
Tentang Blog!
Blog ini dibuat untuk mengumpulkan tulisan dari mahasiswa, rekan kerja, alumni, dosen, atau siapa pun yang mengenal dan punya pengalaman berkesan dengan mas Eric. Kumpulan tulisan ini akan dibukukan, untuk diberikan kepada mas Eric pada 18 Mei 2011, saat pesta perpisahan beliau. Tulisan bisa dikirimkan ke: octovary@gmail.com, paling lambat 15 Mei 2011.
Kumpulan tulisan sudah dibukukan dan diberikan ke mas Eric, sekaligus ke semua penulisnya.. Tanggapan hangat dari mas Eric juga sudah disampaikan ke semua penyumbang tulisan, bisa dilihat dari blog mas Eric di:
No comments:
Post a Comment